Ayah bunda,
ini jeritanku
Jeritan yang
mungkin selama ini tidak pernah ayah bunda tau
Taukah ayah
bunda?
Kala itu…
Ketika aku
begitu suka mencorat-coret pagar yang katanya indah
Ayah bunda
selalu bilang “Nak, jangan corat-coret pagar itu”
Aku
benar-benar sedih dan takut
Bahkan sempat
berpikiran untuk tidak pernah menulis lagi dimanapun itu
Hanya demi satu
alasan, agar ayah bunda tidak lagi memarahiku
Tapi pernahkah
ayah bunda tau?
Dalam hati kecilku,
aku hanya ingin menjadi pelukis
Pelukis yang
mampu membuat segalaya menjadi lebih indah
Termasuk dinding-dinding
rumah itu
Kala itu…
Ketika aku
begitu suka merusak barang mainan yang ayah bunda beli
Ayah bunda
selalu bilang “Nak, jangan rusak mainan itu, atau kamu tidak akan pernah mendapatkan
mainan baru”
Aku
benar-benar sedih dan takut
Bahkan sempat
berpikir “Sekalian saja tak ku sentuh semua mainan itu, agar tak rusak
selamanya”
Hanya demi satu
alasan, agar ayah bunda tidak lagi memarahiku
Tapi pernahkah
ayah bunda tau?
Dalam hati
kecilku, aku hanya ingin menjadi seorang teknisi
Yang dengan
itu aku bisa menolong orang
Kala itu…
Ketika aku
begitu suka bermain bola, bahkan disaat hujan dan kotor
Ayah bunda
selalu bilang “Nak, jangan hujan-hujanan, nanti kamu kotor, nanti kamu sakit”
Aku
benar-benar sedih dan takut
Bahkan sempat
berpikir “Lebih baik aku diam dirumah dan tak pernah melakukan apa-apa”
Hanya demi satu
alasan, agar ayah bunda tidak lagi memarahiku
Tapi pernahkah
ayah bunda tau?
Dalam hati
kecilku, aku hanya ingin menjadi pemain bola
Pemain bola
yang selama ini aku idam-idamkan
Kala itu…
Ketika aku
ikut sibuk ngerecokin bunda di dapur
Bunda selalu
bilang “Jangan ganggu bunda, sana main aja”
Aku
benar-benar sedih dan takut
Bahkan sempat
berpikir “Malas sekali aku melihat perabotan itu, yang hanya mengingatkanku
tentang kemarahan bunda”
Hanya demi
satu alas an, agar ayah bunda tidak lagi memarahiku
Tapi pernahkah
ayah bunda tau?
Dalam hati
kecilku, hanya ingin menjadi chef handal
Dan aku akan
memasak masakan yang lezat buat ayah bunda
Ayah bunda…
Hinakah semua
inginku?
Salahkah semua
mauku itu? Atau bahkan,
Berdosakah
semua cita-citaku?
Aku pikir
tidak,
Andai aku
diberi kesempatan,
Andai kau
tuntun jemari kecilku ini dengan lembut…
Aku akan lebih
bertanggung jawab atas pilihanku
Pilihan atas
dasar sebuah kebahagiaan dan bukan atas dasar paksaan
Demi sebuah
pengabdian pada ayah bunda
Semoga dengan
ini ayah bunda bisa mengerti
Mengerti isi hatiku
yang sebenarnya
Ayah bunda…
Aku tuh masih
kecil
Kumohon,
jangan marahi aku
Nasihatilah
aku dengan kasih sayang, jika aku salah
Arahkan aku
untuk menggapai mimpiku
Aku sayang
ayah bunda
I love you
forever
Tidak ada komentar:
Posting Komentar