Selasa, 03 September 2013

ANAKKU INSPIRASIKU

Syukur luar biasa ketika aku mampu melewati hari-hari dengan kelas baru dan tentunya anak-anak baru. Tak terbayar dengan apapun pelajaran yang didapat ketika bersama mereka. Andai kisah ini lebih cepat aku terima, mungkin kisah buruk hidupku, tak terjadi padaku.


Kurang lebih satu minggu sudah terlewatkan hari-hari bersama kelas baru, yang kami sebut L5 Pacific. Harusnya aku tak sendiri, tapi untuk satu minggu ini, aku ibarat singel parent untuk anak-anakku. Tak menyesal ataupun sedih, justru ini adalah kesempatan dan tantangan buatku untuk bersikap lebih baik terhadap semua tantangan yang terjadi. Sungguh luar biasa berbagai pelajaran dari mereka, ketika aku mesti menyiapkan berjuta kesabaran dari stok diri yang mungkin hanya 10 kesabaran. Lantas dari mana kesabaran itu aku hadirkan? Dari mereka juga kesabaran itu aku dapatkan. Kesabaran itu hadir dari sebuah kesabaran. Semakin kita bersabar, Insya Allah kita akan sabar. Dan aku benar-benar merasakan bahwa sampai saat ini aku masih tidak sabar dengan berbagai sikap tidak sabarku dalam menunggu dan berbuat sesuatu. Setidaknya ada satu poin kesabaran yang bertambah dalam diriku. Menahan diri untuk tidak marah terhadap mereka adalah salah satu contoh poin kesabaran dari diriku, walaupun terkadang masih saja tidak sabar.
Lebas dari kisah kesabaran, dengar cerita dari rekan kerja, tentang anak yang luar biasa yang selalu jadi bahan pembicaraan karena luar biasanya, sebut saja namanya Sergio. Sergio adalah anak yang luar biasa jika dilihat dari mata kesombongan dari seorang guru, maka dia akan terlihat nakal dan menyebalkan. Sungguh tak ada satupun rekan kerjaku yang menganggapp demikian. Dari penilaian teman, justru ketika sang guru terlihat mulai marah, maka dia akan bilang "Ms, jangan marah Ms". Hati dari guru mana ketika dia diingatkan untuk sabar dari seorang anak yang terlihat luar biasa. Sungguh dibalik luar biasa yang dinampakkan olehnya, ada sifat yang luar biasa. Hanya saja kita terkadang terlalu sombong dan tidak mau mengerti.
Kisah lain darinya dan terjadi hari ini. Tidak seperti biasanya dia (Sergio) begitu lengket denganku sejak dari pagi dia tiba di sekolah. Kebetulan dia juga satu keluarga dalam kelompok ngaji qira'ati. Alhamdulillah sejauh ini, dia tidak seperti anak-anak lain yang begitu nurut. Dia benar-benar berbeda dan sangat menguji kesabaranku. Perlu ekstra tenaga dan kasih sayang lebih untuk membujuk dia mau mengaji. Akankah aku akan bertahan dalam kesabaranku untuk menghadapinya? Kisah ini masih berlajut dimana hingga break time, dia selalu mendekat kepadaku. Tak tau apa maksudnya, tapi sejak pagi ada hal aneh yang dia lakukan. Dia selalu menggangguku dengan peciku. Peci hitam yang selalu aku pakai. Ternyata usut punay usut dia tertarik dengan peciku. Terbukti saat jam istirahat sholat dhuhur dia secara gamblang bilang ke aku "Mr, saya pinjam pecinya ya?" "Okay, tapi syaratnya ntar klo udah selesai pinjam, pecinya taruh di meja Mr. Nino ya?" walaupun sebenernya aku gak yakin dia bakal melakukan apa yang aku intruksikan. Tapi apa yang terjadi? Sungguh hati ini kembali tergelitik atas keegoisanku menilai dia. Saat setelah aku kembali bertugas dari kelas kesayanganku L5 Pacific, terlihat tertaruh rapi peci kesayanganku di atas meja kerjaku. Subhanallah, ternyata dia bisa dipercaya dibalik luar biasanya dia. Thanks Sergio, kali ini kau mengajarkan sebuah keikhlasan menilai seseorang yang harus tidak dengan kesombongan tapi dengan kasih sayang. Karena kita harus yakin, seburuk apapun yang menurut kita jelek, pasti ada sebiji sawi kebaikan darinya. Semoga bermanfaat kisah ini dan do'aku selalu menyertai dia dan anak-anakku semuanya agar mereka menjadi anak-anak yang baik dan luar biasa dalam segalanya. Aaamiiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar